Kebutuhan Probiotik dalam Tubuh
Gizi.net - Berdasarkan penelitian, mengonsumsi probiotik terlalu berlebihan tidak apa-apa. Kalau berlebihan, probiotik akan dikeluarkan lewat kotoran tinja. "You are what you eat." Begitu kata para ahli kesehatan. Kesibukan dan mobilitas tinggi yang dialami masyarakat, khususnya perkotaan, berpengaruh pada pola dan jenis makanan yang disantap. Banyak di antaranya yang lebih mengutamakan segi praktis dan murah.
Ada yang mengonsumsi makanan hanya untuk mengusir rasa lapar tanpa memperhatikan aspek keseimbangan gizi kesehatannya. Makanan dengan kadar lemak tinggi, garam dan gula tinggi, serta aneka makanan jenis fast food merupakan kebiasaan yang banyak dilakukan warga kota besar. "Kesibukan membuat mereka lupa pada pentingnya kombinasi gizi yang tepat dan seimbang. Karena itu perlu multivitamin," kata Yustina Anie Indriastuti, kepala Sub Bagian Klinis (Sub Direktorat Gizi Klinis - Red) Depkes RI.
Sementara itu, kebiasaan merokok dan tekanan pekerjaan yang cukup berat sering membuat orang mudah marah, atau stres. "Vitamin sangat diperlukan bagi mereka yang sering stres, merokok, atau mengonsumsi obat-obatan," kata Lanny Lestiani, Lektor Kepala Departemen Ilmu Gizi FKUI.
Namun, ia mengingatkan agar mengonsumsi vitamin sesuai dengan kebutuhan badan. Saat ini cukup banyak jenis multivitamin yang beredar di pasaran. Besarnya kebutuhan vitamin A, B, C, atau D bisa dilihat dari label kemasannya. Label itu penting sebagai informasi. "Kita sebaiknya menyadari sendiri apakah kekurangan vitamin atau tidak," kata Lanny.
Misalnya anak yang sedang tumbuh, orang hamil, dan orang tua. Kebutuhan mereka pada vitamin tinggi. Tapi, mereka yang berusia muda tidak terlalu perlu. Pada labelnya ada tulisan bahwa vitamin dikonsumsi kalau perlu saja.
Lanny juga mengingatkan adanya jenis vitamin yang murah, karena kandungan bahan yang ada dalam vitamin tersebut sedikit. "Kok vitamin ini murah banget. Ternyata dalamnya tidak ada apa-apanya," lanjutnya.
Saat ini beberapa pabrik obat terkemuka meluncurkan aneka jenis suplemen atau probiotik. Makanan jenis ini merupakan mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai akan memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Bakteri jahat vs baik
Setiap makanan yang dikonsumsi manusia akan dicerna mulai dari lambung dengan bantuan asam lambung lalu diserap ke usus halus dan usus besar. Di usus besar makanan akan diserap dan sisa ampas akan dibuang sebagai tinja. Dalam usus besar bakteri 'baik' seperti Bifidobacteria dan Lactobacillius akan menghambat perkembangan bakteri 'jahat' seperti Staphylococcus, Enterococcus, Clostoridium, dan beberapa bakteri coli.
Agar tubuh tetap sehat, bakteri 'baik' itu diupayakan jumlahnya lebih banyak dibanding bakteri 'jahat.' Sehingga, populasi bakteri yang menguntungkan lebih dominan dibanding bakteri yang merugikan. Inilah mekanisme kerja probiotik. Perubahan keseimbangan antara bakteri 'baik' dan 'jahat' dalam tubuh akan menimbulkan gangguan kesehatan. Seperti kembung, sariawan, sembelit, jamur, diare, dan lainnya. Agar sistem kekebalan tubuh meningkat, intoleransi laktosa berkurang, prevalensi alergi menurun, dan risiko kanker berkurang, seseorang perlu mengonsumsi probiotik sesuai dengan kebutuhan tubuh. Probiotik juga mampu menurunkan kolesterol darah sehingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Sumber probiotik bisa diperoleh dari susu fermentasi (yogurt), keju dan susu sapi, jus, dan susu bubuk bayi. Probiotik biasanya dijumpai dalam kemasan tablet, kapsul, atau granul.
Hingga kini mengonsumsi probiotik terlalu berlebihan berdasarkan penelitian tidak menimbulkan persoalan. "Biasanya kalau berlebihan probiotik bisa dikeluarkan melalui kotoran tinja. Yang bermasalah adalah bagaimana kalau kurang," kata Lanny.
Salah satu multivitamin probiotik yang mudah dijumpai di pasaran adalah Bion-3 produksi PT Merck. Multivitamin ini mengandung kombinasi 12 vitamin, 13 mineral, dan tiga nutrisi probiotik dalam satu tablet. Probiotik ini membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi bakteri merugikan di dalam tubuh. "Produk ini sudah dipasarkan sejak 2002 dan aman dikonsumsi teratur sesuai dengan dosis yang sudah ditetapkan," kata Hendro Utomo, brand manager PT Merck Tbk.
Sumber: Republika Online - Selasa, 25 Mei 2004 - Laporan: hir
0 komentar:
Posting Komentar